Pertanyaan Jawaban Penulis Injil Lukas tidak menyatakan siapa penulisnya. Melalui Injil Lukas 11-4 dan kitab Kisah Para Rasul 11-3, tersaji fakta bahwa penulis kedua kitab ini adalah orang yang sama. Kedua kitab ini ditujukan kepada "Teofilus yang mulia," yang kemungkinan besar merupakan seorang petinggi Romawi. Tradisi dari gereja mula-mula menyatakan Lukas, seorang dokter dan teman dekat Rasul Paulus, sebagai orang yang menulis Injil Lukas dan kitab Kisah Para Rasul ini Kolose 414; 2 Timotius 411. Jika benar, maka Lukas merupakan satu-satunya penulis non-Yahudi di Alkitab. Tanggal Penulisan Injil Lukas kemungkinan besar dituliskan dalam kurun waktu antara tahun 58- 65. Tujuan Penulisan Sama halnya dengan Injil Matius dan Markus - kitab ini bertujuan menyatakan siapa Yesus Kristus dan "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat" Kisah 11-2. Injil Lukas punya nilai unik karena di dalamnya terdapat fakta sejarah â karena ia "membukukannya dengan teratur" Lukas 13 sesuai dengan pikiran Lukas yang sangat teratur - yang kadang menyediakan detil yang mungkin terlewatkan dalam Injil lainnya. Lukas mencatat perjalanan kehidupan Sang Tabib Agung dengan berfokus pada pelayananNya - dan belas kasihanNya terhadap - kaum non-Yahudi, orang Samaria, wanita, anak-anak, pemungut cukai, pendosa, dan mereka yang dianggap dari kalangan terbuang di Israel. Ayat Kunci Lukas 24-7 "Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, -karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud- supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan." Lukas 316, "Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu 'Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.'" Lukas 418-19, 21 "'Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.' Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya 'Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.'" Lukas 1831-33 "Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu berkata kepada mereka 'Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi. Sebab Ia akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, diolok-olokkan, dihina dan diludahi, dan mereka menyesah dan membunuh Dia, dan pada hari ketiga Ia akan bangkit.'" Lukas 2333-34 "Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Yesus berkata 'Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.' Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya." Lukas 241-3 "Tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka. Mereka mendapati batu sudah terguling dari kubur itu, dan setelah masuk mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus." Rangkuman Dijuluki sebagai salah satu kitab yang terindah yang pernah ditulis, Lukas memulainya dengan menceritakan kisah mengenai orang tua Yesus; kelahiran sepupuNya, Yohanes Pembaptis; perjalanan Yusuf dan Maria ke Betlehem, di mana Yesus dilahirkan di palungan; dan silsilah keluarga Yesus melalui Maria. Belas kasihanNya yang sempurna dan pengampunan dinyatakan melalui kisah anak yang hilang, Lazarus dan orang kaya, dan orang Samaria yang baik. Meskipun banyak orang mempercayai kasih seharusnya melampaui batasan SARA, banyak pengajar dari kalangan beragama - menentang klaim Yesus. Melalui Injil ini, pengikut Kristus diingatkan untuk memperhitungkan resiko pemuridan yang harus dipertaruhkan, sementara musuh Yesus berupaya membunuhNya di kayu salib. Pada akhirnya, Yesus dikhianati, dihakimi, dijatuhi hukuman mati, dan disalibkan. Akan tetapi, kuburan tak mampu menahanNya. KebangkitanNya memastikan kelanjutan dari pelayananNya demi mencari dan menyelamatkan mereka yang hilang. Hubungan Sebagai orang non-Yahudi, rujukan Perjanjian Lama yang dipakai Lukas terbilang relatif sedikit dibandingkan Injil Matius. Sebagian besar rujukan itu merupakan kutipan langsung ucapan Yesus, tidak dimasukkan sebagai narasi. Misal saja ketika Yesus merujuk Perjanjian Lama sebagai pertahanan terhadap serangan Setan, dengan menjawab "Ada tertulis.." Lukas 41-13. Kutipan itu dipakai untuk menyatakan DiriNya sebagai Mesias yang dijanjikan bagi bangsa Israel Lukas 417-21; sebagai peringatan kepada orang Farisi atas kelalaian mereka dalam memelihara seluruh Hukum dan sekaligus mengingatkan kebutuhan manusia atas Juruselamat Lukas 1025-28, 1818-27; dan membongkar kemunafikan mereka ketika mereka mencoba menjebak dan menipuNya Lukas 20. Praktek Injil Lukas memberi kita sebuah gambaran yang indah mengenai Juruselamat yang dipenuhi belas kasihan. Yesus tidak mengabaikan fakir miskin dan kelompok marginal yang berkekurangan. Sebaliknya, mereka justru menjadi fokus utama pelayananNya. Pada jaman Yesus, masyarakat Israel membeda-bedakan manusia berdasarkan kelas sosialnya. Mereka yang lemah dan tertindas tidak berdaya memperbaiki nasib mereka dan justru sangat terbuka kepada pesan yang berbunyi "Kerajaan Allah sudah dekat padamu" Lukas 109. Pesan ini seharusnya kita bawa kepada setiap orang di antara kita yang sangat butuh mendengarnya. Bahkan di negara yang teramat kaya, kebutuhan rohani tersebut sangatlah tinggi. Pengikut Kristus harus mengikuti contoh Yesus ini, dengan membawa berita keselamatan kepada mereka yang miskin secara rohani. Kerajaan Allah sudah dekat dan waktu yang tersisa semakin berkurang tiap Survei Perjanjian Baru Injil Lukas
Anakanak tidak pernah meminta uang untuk satu kosa kata baru yang mereka kuasai di waktu kecil. Mereka belajar karena ingin tahu. Mereka melakukan hal-hal besar yang bermanfaat karena bersemangat. Bukan karena menghindari hukuman. Bukan juga untuk mengharap imbalan. Apa yang bisa kita lakukan untuk membuat semangatnya menyala-nyala Lori Official Writer Mengampuni memang hanya mudah diucapkan tapi sulit dilakukan. Mungkin mudah buat kita mengampuni seseorang yang hanya melakukan kesalahan kecil. Tapi gimana kalau orang lain melakukan sesuatu yang sangat buruk dan bahkan merusak masa depan kita, seperti dilecehkan, ditolak sejak kecil dan sebagainya. Waktu kita bilang kita sudah mengampuni seseorang yang sudah merusak hidup kita, tapi saat bertemu dengan dia hati kita kembali membara. Apakah itu dinamakan mengampuni? Pengampunan adalah suatu kewajiban dalam hidup orang percaya. Tuhan memanggil kita untuk itu. Pengampunan harusnya jadi gaya hidup yang kita jalani sepanjang hidup kita dan hal itu dituliskan dalam Alkitab. Ada 15 ayat Alkitab yang bisa membantu kita soal alasan kenapa harus mengampuni. Imamat 19 18 Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, Akulah Tuhan. Waktu kita menolak untuk mengampuni orang lain, kita sedang menentang perintah ini. Dengan menyimpan dendam, kita menolak untuk melepaskan orang itu dari penjara buatan mereka sendiri. Kita jadi main hakim sendiri dan menuntut hukuman atas orang itu. Padahal Tuhan sudah menegaskan kalau Dialah yang berhak atas pembalasan dendam. Yesaya 43 25-26 Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu. Ingatkanlah Aku, marilah kita berperkara, kemukakanlah segala sesuatu, supaya engkau nyata benar! Banyak yang bilang Mengampuni Bukan Melupakanâ. Pengampunan tidak sama dengan melupakan. Pengampunan adalah membiarkan seseorang keluar dari perbuatannya. Melupakan adalah memilih untuk tidak lagi melakukan kesalahan yang sama. Tuhan sendiri memilih untuk tidak mengingat-ingat lagi dosa kita. Kalau Tuhan bisa memilih melakukannya, kenapa kita tidak? Daniel 9 9 Pada Tuhan, Allah kami, ada kesayangan dan keampunan, walaupun kami telah memberontak terhadap Dia. Mengampuni dan bermurah hati adalah dua hal yang hampir mirip. Walaupun kita berdosa kepada Tuhan, Dia memilih untuk menunjukkan belas kasihanNya kepada kita dengan mengampuni dosa-dosa kita. Tuhan juga mengharapkan hal yang sama dari kita. Saat kita mengampuni orang lain, kita menunjukkan belas kasihan kepada orang yang harusnya tidak pantas mendapatkannya. Baca Juga KataAlkitab Pengampunan Mudah diKatakan Tapi Sulit Dilakukan, Mampukah Kita Mengampuni? Bukan Melupakan, yang Harus Kita Lakukan Setelah Mengampuni Adalah Berserah Matius 6 9-13 Karena itu berdoalah demikian Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin. Yesus mengajarkan kita bagaimana caranya berdoa lewat ayat ini. Dia memerintahkan kita untuk lebih dulu memuliakan nama-Nya lalu meminta supaya kerajaan-Nya datanglah di atas bumi seperti di dalam surga. Lalu Dia menyuruh kita untuk meminta supaya kita mampu mengampuni sebagaimana Dia sudah mengampuni dosa kita. Matius 6 14-15 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." Yesus menegaskan dalam ayat ini bahwa untuk bisa punya hubungan yang baik dengan Tuhan, kita diminta untuk melakukan sebagaimana Tuhan sudah lakukan untuk kita. Salah satunya adalah mengampuni orang lain. Karena dengan itu Tuhan sendiri juga akan mengampuni dosa kita. Dan hal sebaliknya juga bisa terjadi kalau kita tidak mau mengampuni. Matius 18 21-22 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya "Bukan! Aku berkata kepadamu Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Kita gak hanya mengampuni orang lain. Tapi kita juga harus mengampuni orang itu dalam jumlah yang tak terhingga. Kenapa kita harus melakukannya? Yesus sendiri meminta kita untuk mengampuni orang yang bersalah pada kita, bahkan kalaupun mereka memintanya atau tidak. Matius 26 28 Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. Yesus mencurahkan darah-Nya untuk kita supaya kita memperoleh pengampunan. Saat kita menyadari pengorbanan Yesus ini, kita juga harus melakukan tindakan yang kepada orang lain. Yesus mengorbankan darah-Nya supaya kita memperoleh akses kepada kasih Bapa. Lukas 7 47-48 Sebab itu Aku berkata kepadamu Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih." Lalu Ia berkata kepada perempuan itu "Dosamu telah diampuni." Dari ayat ini kita diingatkan kalau kasih dan pengampunan adalah dua hal yang sangat identik. Ayat ini menyampaikan bahwa karena kasih Allah atas anak-anak-Nya lah yang membuatnya rela mengorbankan Anak-Nya yang tunggal supaya kita dibenarkan. Dalam artian, sedikit kasih sedikit pengampunan. Tapi kalau kasih kita besar maka kita pun akan mengampuni dalam ukuran yang besar. Baca Juga Kisah Nyata Berkat Bimbingan SAHABAT 24, Dhea Mampu Ampuni Orangtuanya Kisah Nyata Ditusuk 17 Kali Oleh Sahabat Sendiri, PaoPao Alami Mujizat Hingga Mampu Mengampuni Lukas 23 34 Yesus berkata "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. Yesus mengampuni dua dosa yang berbeda dalam hal ini yaitu mengampuni dosa yang kita lakukan karena hasutan si iblis dan juga dosa yang kita lakukan tanpa sadar. Karena itulah penting untuk kita terus mengoreksi hati kita. Apakah ada masih ada hal yang belum kita ampuni. Kolose 1 13-14 Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa. Karena pengampunan dari Tuhan, kita ditebus. Waktu kita mengampuni seseorang, aitu artinya kita memberikan orang itu kesempatan untuk ditebus. Dia punya kesempatan untuk berbalik dari dosanya dan memperoleh akses kepada Bapa. Itulah yang firman Tuhan mau kita lakukan. Kolose 3 13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Mengampuni artinya saling menanggung beban satu sama lain. Gak semua orang akan berubah setelah menerima pengampunan. Jadi untuk orang-orang seperti ini, kita perlu menanggung dosanya sampai dia benar-benar berubah. Seperti itulah Tuhan lakukan atas kita, kita harus menunjukkan kesabaran, menunggu orang yang bersalah berubah dan mengampuni dia saat dia kembali melakukan kesalahan. 2 Korintus 5 17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Ayat ini memang tidak menyebutkan tentang bagaimana harusnya kita bertindak atas kesalahan orang lain. Tapi ayat ini mengingatkan kita tentang siapa kita di dalam Tuhan setelah kita menerima-Nya. Kita bukanlah kita yang lama. Dan di dalam Yesus, kita sudah menerima pengampunan lebih dulu karena itulah sebagai manusia baru kita juga harus meakukan yang sama kepada orang lain. Efesus 4 31-32 Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. Waktu kasih, kebaikan, dan belas kasihan tumbuh di dalam diri kita, sangat alamiah sekali bagi kita untuk mau mengampuni. Karena Yesus adalah sumber kasih, belas kasihan dan kebaikan maka kita akan dimampukan untuk mengampuni orang lain. Yakobus 5 15 Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Kadang, kita harus meminta bantuan dari Tuhan untuk memampukan kita untuk mengampuni. Dan hanya dengan bantuan Tuhanlah kita mampu melakukannya. 1 Yohanes 1 9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Tuhan hanya memilih untuk mengampuni kita dan Dia akan melakukannya sepanjang waktu. Kita tentu saja gak pantas menerimanya. Tapi kalau kita memilih untuk mengenal Yesus dan mengikut Dia, kita harus setia dalam hal mengampuni orang lain setiap saat. Mengampuni memang bukan hal yang mudah. Tapi tindakan inilah jadi akses satu-satunya untuk menghadirkan kerajaan Allah datang ke bumi seperti di surga. Kita mau hidup kita damai, sama halnya dengan hidup orang lain. Sumber Halaman 1 VideoTikTok dari djocko15đČđš (@djocko_1508): "Bapa Ampunilah Mereka Sebab Mereka TIdak Tahu Apa Yang Mereka Perbuatđđ„ #jumatagung2022 #khatolikindonesia #maumere". suara asli.Danmenurut Yesus, mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Sungguh luar biasa kasih dan pengampunan Tuhan. Konsisten dengan Doa Bapa Kami Hal ini konsisten dengan doa yang diajarkan Tuhan kepada kita, yaitu Doa Bapa Kami. "Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami." (Mat. 6:12)Lukas 2334 Salah satu soal dalam kehidupan yang paling berat dilakukan oleh orang Kristen kepada sesamanya adalah mengampuni/memaafkan sesama yang berbuat jahat kepada kita. Apalagi yang dimaafkan itu adalah orang yang kita tidak kenal. Itu tidak ada pengampunan. Kita akan berkata, âkau siapa saya siapa? Tidak ada hubungan darah.â Atau yang dimaafkan itu orang yang statusnya lebih rendah seperti adik, anak dll. Dan kita akan berkata, âkau anak kecil, saya mau pergi minta maaf di kau.â Atau orang yang status ekonomi lebih rendah orang miskin. Kita akan berkata, âdasar orang miskin, kau ada apa juga sehingga saya harus pergi minta maaf atau memaafkan kau.â Itulah salah satu sifat manusia, susah memaafkan orang lain tetapi mengharapkan orang lain bisa memaafkan. Sebenarnya ada cara agar kita bisa memaafkan, atau jangan membenci orang berlarut-larut. Caranya ialah kita mendoakan orang yang menyakiti hati kita. Dan sering formulasi doa kita kepada orang yang berbuat jahat kepada kita seperti ini âya Tuhan, sadarkanlah dia, Tuhan, pemabalasan itu adalah hak Mu dstâŠâŠâŠAmin.â Tetapi kita tidak pernah berdoa âya Tuhan, mampukan saya untuk mengasihi dia, saya sangat mengasihi dstâŠ.Amin.â Coba kalau bapak, mama dan saudara/i, ada orang menyakiti hati kita dan mendoakannya seperti formulasi doa yang kedua. Percaya bahwa Tuhan akan memberi kita hati yang mengampuni, dan perasaan kasih sayang akan timbul dalam hati kita. Kita perhatikan doa Yesus kepada orang yang berbuat jahat kepada-Nya. Dia disiksa, diolok, diludahi bahkan sampai disalibkan. Terhadap orang-orang yang melakukan kejahatan kepada-Nya, Ia berdoa âYa Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.â Ia tidak pernah berdoa kepada Bapa-Nya untuk menyadarkan atau membalas orang-orang yang berbuat jahat kepada-Nya. Melainkan doa-Nya penuh dengan kelembutan dan kasih sayang. Maka dengan demikian ada beberapa pokok yang menjadi refleksi Pertama Doa Yesus ini adalah doa yang penuh dengan kelembutan dan kasih sayang. Ia berdoa karena Ia sangat mengasihi orang-orang yang menganiaya-Nya. Yesus tidak menaruh dendam kepada mereka, Ia menghendaki supaya orang-orang yang berbuat jahat kepada Dia itu diselamatkan. Tujuan dari pada Ia digantung di salib adalah untuk menebus dosa manusia, menggantikan manusia yang sebenarnya memperoleh hukuman itu. Yesus rela disiksa dan digantung di kayu salib karena kasih-Nya kepada manusia. Kejahatan tidak perlu dibalas dengan kejahatan tetapi dibalas dengan pengampunan agar orang-orang yang berbuat jahat itu bertobat. Berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepada kita agar mereka diselamatkan. Kunci untuk mengalahkan kejahatan itu ialah kebaikan. Ada sebuah cerita nyata beberapa tahun yang lalu, di tempat kos saya. Ada beberapa teman yang minum sopi sampai mabok, sehingga setiap orang mau lewat di jalan ditahan, lalu mereka meminta uang, kalau tidak diberi maka barang-barang bawaan disita. Siapa saja yang lewat pasti ditahan baik itu anak kecil, orang muda maupun orang tua, yang berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan bermotor. Tiba-tiba ada seorang bapak yang mau lewat, bapak ini mengendarai kendaraan bermotor dan muat beberapa dos air mineral aqua. Kemudian Bapak ini ditahan lalu mereka meminta uang. Bapak itu berkata bahwa ia tidak mempunyai uang, tetapi mereka memaksa harus diberi uang baru bisa lewat. Bapak ini sampai bersumpah bahwa ia tidak mempunyai uang. Kemudia teman-teman yang mabok ambil dos di atas motor berisi air mineral itu lalu banting. Semua gelas aqua di dalam pecah. Bapak ini tidak melawan, dan dia hanya berkata âTuhan yang tau, dan Tuhan kasihanilah mereka.â Lalu bapak itu diperbolehkan untuk melanjutkan perjalanannya. Menjelang malam, tema-teman yang mabok mulai sadar, mereka duduk dan berbincang-bincang tentang bapak yang dos aquanya dibanting. Mereka sangat heran, kenapa bapak itu tidak melawan, melainkan ia berkata Tuhan yang tau, dan Tuhan kasihanilah mereka. Kalimat yang diucapkan bapak itu menjadi bahan perenungan bagi tema-tema yang biasa minum mabok. Mulai dari peristiwa itu, mereka mulai mengurangi minum mabok, dan perlahan-lahan mereka berhenti minum mabok sampai saat ini. Itulah yang dimaksud mengampuni agar mereka diselamatkan. Paulus mengatkan bahwa ketika kita kalahkan kejahatan dengan kebaikan maka seperti kita menumpukan bara api di atas kepalanya Rom. 1220. Membalas kejahatan dengan kebaikan berarti sedang berjuang untuk mengalahkan kejahatan. Bukan hari ini kita mengampuni, kemudian mencari kesempatan untuk membalas. Orang yang mengampuni lalu menunggu waktu yang tepat untuk membalas adalah orang yang bermuka topeng. MUNAFIK, muka nabi pikiran kotor. Kasih selalu memberi inisiatif dan memberi solusi, ia tidak membuat perhitungan mengenai resiko yang ia terima, tetapi memperhitungkan secara serius keselamatan dan kebahagiaan orang lain sekalipun tidak ada jasa yang ia terima. Kasih itulah yang dilakukan Yesus Kristus di atas kayu salib. Kedua, ya Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tau apa yang mereka perbuat, bukan tau tetapi sengaja tidak tau atau malas tau. Orang melakukan kejahatan tetapi sengaja tidak tau misalnya mencuri, korupsi makan uang rakyat, membunuh dan memfitnah tetapi tidak tau bahwa ia melakukan kejahatan. Aneh juga ya!!. Kalau ditanya oleh Majelis Hakim di Pengadilan apa saudara/i saksi mengenal si ini atau bertemu dengan si itu di tempat itu? Jawabannya tidak tau/kenal yang mulia. Jawaban seperti ini kebanyakan disengajakan, sengaja tidak tau agar ada keringanan hukuman yang akan diterima. Pengampunan itu berlaku bagi mereka yang melakukan kejahatan namun tidak tau bahwa mereka melakukan kejahatan. Dalam teks bacaan ini mereka memang tidak tahu bahwa yang mereka salibkan itu adalah anak Allah, yang lewat penyaliban itu dosa manusia disalibkan di atas kayu salib. Dosa manusia sendiri dan aib manusia sendiri yang disalib. Paulus berkata karena kita tahu bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa Rom. 66. Bagi Paulus yang turut disalibkan itu adalah dosa umat manusia. Kalau memang demikian, semestinya manusia harus merasa malu karena dosa dan aib terpamer di atas bukit Golgota, untuk menjadi tontonan bagi banyak orang. Dalam Lukas 23 ayat 35 berkata orang banyak berdiri di situ dan melihat semuannya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya âorang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang pilihan Allah.â Sebenarnya penyaliban Yesus di atas kayu salib itu adalah Allah memamerkan dosa manusia, agar manusia melihat kepada salib di atas bukit Golgota lalu menyesal dan bertobat. Zaman sekarang orang berbuat dosa tidak sembunyi-sembunyi, misalnya berciuman, berhubungan badan seks lalu dimuat di jejaring sosial untuk ditonton. Korupsi, uang yang dipakai untuk beli kitab suci saja dicuri, dll. Dalam gereja pendeta, penatua dan diaken berkelahi karena uang kolekte lalu dipublikasikan kepada jemaat. Ada keluarga tertentu yang anak mengeluarkan kata-kata kotor senang. Jangan senang ketika orang berbuat dosa, jangan tertawa orang berbuat salah, melainkan menyesallah. Bertobatlah. Bertobat artinya berbalik memandang kepada salib Yesus dan menyesalah akan dosa-dosa yang telah diperbuat. Allah mengasihi orang berdosa tetapi membenci dosa. Ketiga, lebih baik tau daripada tidak tau. Manusia harus tau bahwa Yesus yang disalibkan itu karena dosa umat manusia. Sebelum kita memasuki paskah, gereja menetapkan tujuh minggu yang disebut minggu-minggu sengsara. Tujuan gereja menetapkan tujuh minggu itu untuk manusia berefleksi. Point refleksi yang pertama, ialah bahwa memasuki minggu-minggu sengsara pertanda bahwa masih ada pengampunan bagi dosa-dosa umat manusia. Darah Yesus Kristus di atas kayu salib masih berlaku untuk umat manusia yang datang kepada-Nya dengan penyesalan yang sungguh-sungguh. Kedua, jangan kita menertawai dosa, menertawai kesalahan atau kelemahan orang lain atau bangga karena kita berbuat jahat jadi orang semua takut dengan kita, tetapi marilah saling menegur dan menasehati dengan kasih sayang dan pengampunan Kristus. Ketiga, marilah saling memaafkan/mengampuni, melihat kembali relasi kita dengan sesama, alam sekitar kita. Kalau ada permusuhan segeralah saling mengampuni dan berdamai. Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus âTuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudara jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?â Yesus berkata kepadanya âbukan! Tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali Mat. 1822. Salib Yesus di atas bukit Golgota itu untuk mendamaikan manusia dengan Bapa-Nya di sorga. Berani berkorban demi kedamaian dan keselamatan. Perkataan Pertama Tuhan Yesus di atas kayu salib Selamat Memasuki Minggu-minggu Sengsara Tuhan Yesus yang Pertama Pdt. Fransiskus Seran Nahak Pelayan di jemaat Besnam Klasis Amanuban Timur 2334 Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. 23:35 Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya: "Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah mereka(di Madinah), agar kalian berpaling dari mereka (tidak mencela mereka). Maka berpalinglah kalian dari mereka, karena sesungguhnya mereka itu najis (hatinya) dan tempat mereka adalah Jahannam (di Akhirat), sebagai balasan atas apa yang mereka perbuat. Mereka akan bersumpah kepada kalian, supaya kalian ridha terhadap mereka. Tetapi, jika